Trilogi Persekongkolan: Antara Malam, Hujan, dan Doa-doaku
ruangraudhaa.files.wordpress.com Trilogi Persekongkolan : Antara Malam, Hujan, dan Doa-doaku Resah yang menjarah; Terengah-engah Berulang kali aku ingin lepas, berkilah Bahwa rasa yang semisal ini patut dijaga Agar ia tak patah sebelah; Yang jika aku kalah, berdarah?; Kehilangan arah?; Salah langkah?; Atau, segala salah?; Ah, itu yang aku cegah Katanya, ia ada bukan untuk dimusnah Melainkan, Untuk menguji diri, siapakah yang paling pandai mengolah Iya, kah? Benarkah? Aku berpekur, melenguh Mengiyakan dan membenarkan ialah tak salah Tunggu, Di luar hujan, mulai basah Ah, bertambah-tambah sudah segala resah Ialah Rabb semesta yang menghimpun segala dari tangan yang menengadah Dan setelah-Nya, Aksara menjadi pelarian paling tabah; Untukku hempaskan rupa-rupa gundah; Aku rebah; Mengikis segala resah Membiarkannya dihujan, basah Terevaporasi; Mewujud awan, berarak-arak, Tertiup angin