Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Tertolaknya Pleidoi*

Gambar
  Semua tanggal, kecuali sifat rahim-Nya Sora Shimazaki · Fotografi (pexels.com) Akan tiba masa Ketika keberatan-keberatan seolah sia-sia; Sebab tak ada lagi ruang manipulasi; Karena lelaku-lelaku telah dinilai apa adanya Pembelaan-pembelaan urung menjadi pembelaan; Banyak permintaan jauh dari kata dikabulkan Semua; Segala Sudah terlanjur tandas; Termasuk harapan-harapan Sejak lidah sudah mengelu; Tak kuasa mengeja firman-Nya Adapun yang sisa hanya satu: Dia, dan sifat rahim-Nya, yang tak terpisahkan *) Puisi sedang dalam proses moderasi, setelah diunngah ke idntimes.com dari akun IDN Times Penulis pada Kamis, 4 Februari 2021

Lemari Rindu

Gambar
Tersusun rapih melebihi penggunaan rumusan ruang tertentu pexels.com/id-id/@curtis-adams-1694007 Dalam suatu rencana yang aku susun diam-diam ada sesuatu yang paling rahasia ia seumpama enigma yang disusun dengan bahasa paling entah lengkap dengan rumus yang lebih rumit dari rumus paling rumit yang pernah ada kerahasiaan yang sempurna; ia dilingkungi malam-malam yang gulita   adalah seuntai doa yang dirapalkan penuh harap, mengiba jika rencana dalam tiap-tiap deret doaku adalah rahasia tentu isi dari doa-doa itu lebih rahasia dari rahasia tentang sebaris nama yang memaksaku memasok rindu terus-menerus; tersusun rapih dalam sesuatu mewujud almari yang cukup usang namun tak mau diganti; apalagi dibeli; bukan juga untuk direcoki sesiapa pun kecuali, oleh empunya nama yang membuat lemari berjejal-jejal rindu; sebab rindu terus datang; dan doa-doa terus diucapkan penuh kehati-hatian   Hingga, seisi lemari adalah cindera mata paling diburu; sebab doa-doa telah mengkristal; tersusun rapi; seu

Sepi yang Puisi*

Gambar
Pada dominasi namamu yang muncul pada kala sepi  pexels.com/id-id/foto/air-alam-awan-batu-1478685/ Ada sepi pada hingar bingar; Sebagaimana seseorang yang terjebak pada pikirannya di tengah kerumunan di stasiun pagi hari Ada keributan dalam sepi; Pada tengkar batin dan kepala   Riuh rendah yang entah; Berkecamuk di tengah sepi Mengombak menghempas; Dalam dada; Menggema dalam kepala   Adalah ternyata sebabnya Yang tak lain namamu; Menjejal Menjejal dalam puisi-puisi; Memaksa dan terus memaksa: Hingga aku bingung memilih diksi Pada dini hari Dini hari Pada puisi Yang dibingkai sepi Hampir-hampir menjadi pusara; Sebab terus terperangkap Dalam namamu Yang mendominasi puisiku pada kala sepi *) puisi dalam proses moderasi, setelah diunggah ke idntimes.com dari akun IDN Times penulis pada Selasa, 2 Februari 2021

Gerimis Februari*

Gambar
Rinai-rinai Februari yang puisi        pexels.com/id-id/@aline-nadai-944439 Musim belakangan boleh jadi semakin tidak menentu, Sebagaimana rindu yang tetiba menyita perasaanku; Sejurus bayang-bayangmu datang melulu; Percis, seperti hujan pada bulan Februari   Pada intensitas hujan belakangan, Selain tentu menghujan segala dan lalu kebasahan; Ia juga membuat genangan; Pun, suatu kali juga kenangan; Yang menumbuhkan kerinduan yang bermekaran   Tiada yang keliru dari suatu kerinduan; Selagi tidak direspons dengan sesuatu yang dekat dengan kealpaan Adalah doa-doa yang menjadi pilihan; Yang barang kali dapat mengusap-usap hati yang penuh kerinduan; Memintanya untuk lebih sabaran   Hujan, adalah waktu yang didapuk sebagai waktu mustajabnya doa-doa; Sehingga adalah aku yang merasakan kerinduan ini, Memilih menghujanimu: Dengan doa-doa Doa-doa, Yang semoga hujan menjadi perantara; Agar doa-doa menjadi kenyataan     *) puisi sedang dimoderasi, setelah diunggah di idntimes.com dari akun IDN Comm

Dihujani Doa-Doa*

Gambar
  Hatimu bersambut bermekaran, setelah doa-doa menghujan pexels.com/id-id/@sachith-hettigodage-685810 Musim belakangan boleh jadi semakin tidak menentu, Sebagaimana rindu yang tetiba menyita perasaanku; Sejurus bayang-bayangmu datang melulu; Percis, seperti hujan pada bulan Februari   Pada intensitas hujan belakangan, Selain tentu menghujan segala dan lalu kebasahan; Ia juga membuat genangan; Pun, suatu kali juga kenangan; Yang menumbuhkan kerinduan yang bermekaran   Tiada yang keliru dari suatu kerinduan; Selagi tidak direspons dengan sesuatu yang dekat dengan kealpaan Adalah doa-doa yang menjadi pilihan; Yang barang kali dapat mengusap-usap hati yang penuh kerinduan; Memintanya untuk lebih sabaran   Hujan, adalah waktu yang didapuk sebagai waktu mustajabnya doa-doa; Sehingga adalah aku yang merasakan kerinduan ini, Memilih menghujanimu: Dengan doa-doa Doa-doa, Yang semoga hujan menjadi perantara; Agar doa-doa menjadi kenyataan   *) puisi sedang dimoderasi, setelah diunggah di idntime

Sayup-Sayup*

Gambar
  pexels.com/id-id/@pixabay Di Indonesia, Terminologi mahasiswa boleh jadi tidak lebih dulu dibanding yang lainnya; Kaum terpelejar, misalnya; Inteligensia, salah satunya; Pemuda, terkadang juga; Serta yang lainnya   Ada pun nilai-nilai yang ada, Diklaim masih sama; Termasuk yang selalu diasosiakan terhadap mahasiswa; Idealismenya   Soal-soal kebenarannya, Silakan kita tangkap dari gejala-gejala yang ada; Pun, juga akan lebih hidup bila tema demikian dihidup-hidupi; Menjadi suatu diskursus, misalnya   Termasuk perannya yang belakangan melulu diperdebatkan; Yang satu bilang mahasiswa cukup fokus pada studinya; Yang lainnya tidak; Mahasiswa terus diharapkan menjadi penyambung suara; Tentu suara massa rakyat Indonesia   Boleh jadi salah satunya karena hal itu, Mahasiswa gamang akan perannya; Selain bias orientasi dalam mengenyam pendidikan; Atau orientasi pendidikan itu sendiri   Apa pun itu, Adalah suatu yang tidak bisa terelakkan; Bahwa suara-suara itu, Hanya sayup-sayup di telinga; Bai

Cinta dan Tinta

Gambar
Sebagaimana cinta padamu, tinta ini menolak kering Startup Stock Photos · Fotografi (pexels.com) Pada malam-malam yang panjang, kekasih, Jariku terus menulis namamu dalam puisi yang terus aku tulis tanpa mengenal pagi Pada waktu pagi yang menawarkan mekarnya harap, kekasih, Jariku terus bekerja menuliskan namamu yang serta merta alpa mengingat gugur Pada siang yang menebar terik, kekasih Jariku terus menari dengan pena yang menuliskan namamu tanpa takut tinta mengering Pada waktu-waktu yang sudah-sudah; Saat waktu-waktu yang sekarang ini; Juga pada waktu-waktu mendatang, kekasih: Huruf-huruf terus disusun menyambung kisah kasih, kekasihku

Doa-Doa yang Puisi*

Gambar
  Doa-doa adalah enigma yang puisi pexels.com/@josh-hild-1270765 Malam adalah waktu di mana doa-doa atas namamu dirapalkan; Diulang-ulang; Penuh khusyuk; Sampai-sampai asyik-masyuk Begitulah malam Waktu di mana doa-doa yang puisi dibaca lamat-lamat; Penuh khidmat Sesekali, bagiku sebagaimana menembangkan puisi Doa-doaku yang puisi itu; Adalah suatu enkripsi Yang sengaja dibacakan terus berulang; Boleh jadi berhasil membawamu pulang Ke tempat doa-doa yang puisi-puisi dirapalkan; Khidmat-khidmat; Asyik-masyuk: Aku, Yang menyelipkan enigma pada doa-doa; Pada puisi-puisi *) puisi penulis dengan akun bersama (paradigmakita) yang telah terbit di idntimes.com dengan judul yang sama pada 7 Februari 2020 pukul 22.24 WIB

Medio: Prolog

Gambar
Pixabay · Fotografi (pexels.com)      Rute Rawamangun-Pejompongan mulai tak sepadat siang hari. Ya, rute itu dan juga rute lainnya di Jakarta boleh dikatakan lebih bersahabat pada malam hari bagi banyak orang, setidaknya bagiku, yang tak jarang jemu pada padatnya lalu lintas ibu kota. Gemerlap cahaya dari setiap bangunan yang kami lewati seakan sebaliknya, ia yang melewati kami; berkejaran tunggang-langgang ke arah yang berlawanan. Seolah, cahaya-cahaya itu adalah sekumpulan serangga malam yang mengeluarkan cahaya, hendak eksodus ke suatu tempat.    Kesiur angin dan lembutnya angin malam, setidaknya begitu yang dirasa nikmat oleh kulitku, membuat sensasi lain dan pengakuan lain, bahwa malam memang tak salah dianggap teman karib. “Menurut lo bagaimana prosepek dari apa yang kita lakuin, zak?” tanya Kelana padaku memecah sepi sesaat kami melewati dan sempat terhahan di lampu merah dekat Pasar Rumput, setelah sebelumnya kami sempat membisu satu sama lain. Aku sempat dia m sesaat,

Panggung Kedegilan

Gambar
  Kedegilan dipentaskan dan kemudian nestapa seolah riuh pexels.com/@monica Tunggang-langgang bangsa-bangsa asing itu menutup batas negara Terhuyung orang-orang asing itu mengumpulkan cerdik cendekia; Guna menyusun strategi menanggulangi pandemi; Dengan terlebih dahulu menganalisis apa pun; Yang boleh jadi juga termasuk mendeklinasi syahwat pribadi dan juga kroni; Sekaligus membesar-besarkan rasa cinta kepada bangsanya sendiri, Atau bahkan lebih dari itu Meskipun, boleh jadi tidak lagi dibutuhkan klaim-klaim tertentu Sebab, pengorbanan mereka sendiri telah mengakuinya tanpa diminta; Tanpa perlu menebar jargon-jargon kosong: Mereka sudah memahami bagaimana mencintai bangsanya sendiri, bahkan lebih Adapun suatu letak geografis dengan bilangan sekian dan sekian; Dengan jumlah penduduk yang sekian dan sekian; Dengan banyak kekayaan yang juga demikian Memilih mementaskan kedegilan Diklaim bahwa tindakannya digambarkan bukan paronia Sembari melepaskan ke tengah-tengah publik aneka lucu-lucua

Terisolir

Gambar
Kemudian aku, terisolasi rindu yang kian menjadi pexels.com/id-id/@edward-jenner Dari dalam pernaungan ini, sahabat Kerinduan terus terakumulasi; Bersamaan dengan ketidakmampuanku menahan laju jarum jam, Berikut data kemalangan yang terus menjadi   Aku bukan sedang paranoid; Sekaligus aku tak membiarkan diriku acuh tak acuh: Aku hanya ingin pergi terus mengukur, Apakah rindu ini terbatas, seumpama daya yang menggerakkan jam dinding   Aku hanya ingin menjaga apa yang aku bisa; Orang-orang di sekitarku, termasuk kamu, sahabat Juga orang-orang di sekitar kita: Yang alpa dalam mengingat nikmatnya kesehatan; yang seolah siap selalu ditimpa kemalangan   Sahabat, biarlah banyak kemungkinan buruk itu, Aku isolasi bersama kerinduanku  Dengan senyummu, sahabat: Yang bayangannya menolak lenyap dilingkupi gulita pandemi, Yang bayangannya tegak dan diteggakkan oleh cahaya yang tarik menarik dari kerinduan satu sama lain

Dekadensi

Gambar
  Adalah kengerian lebih lanjut, jika nurani mengalami defisit pexels.com/id-id/@denniz-futalan-339724 Tak jarang mengi menguar dari kisi-kisi ruang isolasi; Yang kemudian menjadi berita seumpama hitung mundur bagi siapa pun; Menunggu terinfeksi: Terus berkemungkinan melanjutkan mengi yang terdengar ngeri: Sambung-menyambung elegi   Ada dua kemungkinan jika mengi berhenti: Yang satu lepas dari infeksi, yang lain dipaksa menyudahi hidup lebih dini Meskipun, yang paling menyedihkan adalah kehilangan nurani   Tas-tas bantuan sosial didistribusi: Lengkap dengan sembako untuk bertahan hidup dari hari ke hari Sempurna dengan dekadensi: Sebab tas-tas bantuan sosial terlanjur diproyeksi; Untuk kepentingan kerdil; Memperkaya diri dan kroni Sempurna sudah Sempurna kemanusiannya terdekadensi Sempurna sudah Positif kemanusian kroninya terdekadensi

Berawal dari Kertas Berbentuk Pipa, Ini Tujuh Hal Menarik dari Stetoskop

Gambar
  Peralatan ikonik dalam dunia kedokteran pexels.com/id-id/@gustavo-fring Stetoskop adalah peralatan medis yang jamak digunakan dan sudah umum diketahui karena fungsinya yang penting guna dilakukannya pemeriksaan awal. Benda yang kerap kali digantung pada leher dokter ini begitu ikonik dalam merepresentasikan dunia kedokteran. Stetoskop adalah teknologi yang merubah cara pemeriksaan awal para dokter, lho! Untuk mengetahui lebih jelas mengenai stetoskop, berikut tujuh hal menarik dari stetoskop. 1. René Laennec di balik uniknya sejarah ditemukannya stetoskop pexels.com/id-id Dilansir dari theguardian.com dengan artikel berjudul  René Laennec's Stethoscope: Giving Doctors a New Way to Listen to Patients  (17/02/2016) diketahui bahwa seorang dokter di Francis yang bernama René Theophile Hyacinthe Laennec kedatangan pasien perempuan muda yang memiliki keluhan pada jantungnya. Pada saat itu cara dokter melakukan pemeriksaan awal adalah dengan meletakkan telinga pada dada pasien. Namun,

Soal Lika-Liku Cinta, Ini Tujuh Hal Mengenai Film Assalamualaikum Beijing*

Gambar
  Kisah asmara dari sosok Asmara yang mengejar cinta ke Cina instagram.com/vatemat Film  Assalamualaikum Beijing  merupakan film yang lekat dengan romansa cinta. Saat tayang di bioskop-bioskop tanah air, film ini termasuk film yang menyita perhatian para penggemar film di Indonesia,  lho . Selain itu, film yang mendapuk Yoen K dan Ody Mulya Hidayat sebagai produser film di bawah Maxima Pictures juga sempat menyita perhatian pengunjung Tembok Raksasa Cina saat itu. Pasalnya, demi hasil maksimal dari pembuatan film ini, tembok yang bersejarah tersebut sempat ditutup selama 90 menit. Guna memperjelas mengenai film ini, berikut tujuh hal menarik mengenai film  Assalamualaikum Beijing . 1. Diadaptasi dari novel fenomenal dengan judul senada "Assalamualaikum Beijing" i nstagram.com/widyanidesi / Film  Assalamualaikum Beijing  adalah salah satu film dari sekian banyak film adaptasi dari sebuah novel yang diangkat ke layar lebar di tanah air. Film ini diadaptasi dari novel yang berju