Berbagi Telur Ceplok*
hanya satu yang ia tahu: telurnya terbagi
Önder Örtel - Fotografi (pexels.com)
sesaat setelah kembali terjaga
tangannya langsung meraih air minum;
segera membasahi kerongkongannya yang hampir kering
sebelum akhirnya kesadarannya genap
kemudian ia bangun dan berjalan
sekalipun kadang terlihat jalannya dipaksakan suatu kali
ia membersihkan tubuhnya;
dengan sabun, pasta gigi, dan juga shampo
kemudian ia sarapan;
dengan sepiring nasi dan telur ceplok
ia kembali minum
semua berjalan sebagaimana biasa
sampai kemudian;
ia pulang sekolah
dengan membayar angkutan yang biayanya lebih besar
sampai di rumah ia ambil lemarinya;
ia menabung;
dengan uang yang lebih sedikit dari biasanya
hari kemudian berganti;
juga porsi telur yang pagi selanjutnya harus terbagi;
satu telur ceplok untuk dua orang;
ia belum banyak tahu soal banyak hal;
ia belum tahu soal harga keekonomian bahan bakar minyak;
juga belum tahu mengenai subsidi, yang katanya dipangkas
sebab yang ia tahu:
pagi itu
sarapan kegemarannya;
telur ceploknya tak lagi utuh
jajannya pun dipangkas
sampai suatu waktu;
setelah hari itu
di negerinya
yang ia fahami ada berita
di mana seorang yang necis diberitakan
menghimbau masyarakat memanfaatkan lahan rumahnya;
untuk menanam apa pun juga memelihara apa pun
ia kembali belum bisa betul-betul memahami
pandangannya terlempar ke luar rumahnya;
langsung ke jalan
*) sudah diunggah di idntimes.com dan sedang dalam proses moderasi pada Rabu. 14 September 2022
Komentar
Posting Komentar